Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola.
Fungsi
Flavonoid
berlimpah dalam sel fotosintesis sehingga banyak tersebar dalam tanaman. Pada
daun senyawa ini dipercaya dapat meningkatkan ketahanan fisiologis tanaman
misalnya ketahanan terhadap kapang patogen dan radiasi UV-B. Struktur dasar
dari senyawa flavonoid adalah 2-fenil-benzo[α[piran atau inti flavan yang
terdiri atas dua cincin benzena dan terhubung melalui cincin piran
heterosiklik. Flavonoid dapat diklasifikasikan berdasarkan asal biosintesisnya.
Beberapa kelas seperti kalkon, flavanon, flavan-3-ol, dan flavan-3,4-diol,
semuanya merupakan produk biosintesis yang terakumulasi dalam jaringan
tumbuhan. Kelas lain yang hanya dikenal sebagai produk akhir dari biosintesis
misalnya antosianidin, proantosianidin, flavon, dan flavonol. Dua kelas
tambahan dari flavonoid yaitu isoflavon dan isoflavonoid terkait diperoleh dari
isomerisasi rantai samping 2-fenil dari flavanon ke posisi 3. Neoflavonoid
dibentuk melalui isomerisasi dari posisi 4. Flavonoid memiliki banyak kegunaan
seperti aktivitas anti inflamasi, aktivitas oestrogenik, inhibisi enzim,
aktivitas anti mikroba, anti alergi, anti oksidan, aktivitas vaskular, dan
aktivitas sitotoksik anti tumor (Chusnie et
al. 2005). Pengaturan sintesis enzim yang mengontrol biosintesis flavonoid
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti cahaya, patogen, dan
bakteri simbiotik (Mahajan et al. 2011).
Mula-mula ekstrak etanol daun
dandang gedis yang telah tersedia dimasukan ke dalam corong pisah hingga
sepertiga volumenya. Kemudian etanol ditambahkan ke dalam corong pisah hingga
setengah volumenya. Setelah itu sebanyak 50 mL n-heksana dimasukkan ke dalam
corong pisah. Kemudian, ekstrak etanol daun dandang gendis tersebut diekstraksi
dengan n-heksana. Ekstraksi dengan n-heksana ini dilakukan triplo. Lapisan
n-heksana kemudian dipisahkan dari ekstrak etanol. Setelah itu, ekstrak etanol
direfluks dengan 100 mL HCl 2N pada suhu 100 °C selama 60 menit. Ekstrak
daun yang terhidrolisis kemudian didinginkan dan dipindahkan ke dalam corong
pisah. Setelah itu, sebanyak 50 mL etil asetat ditambahkan ke dalam corong
pisah lalu diekstraksi sebanyak 3 kali. Fraksi etil asetatnya kemudian
dipisahkan dan dipkatkan hingga cukup pekat.
Flavonoid
merupakan senyawa fenol sehingga dapat larut dalam air. Senyawa golongan ini
dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak
ini dikocok dengan eter minyak bumi atau pelarut non polar lain seperti
n-heksana (Harborne 2006). Etanol lebih digunakan untuk mengekstraksi daun
dandang gendis dibandingkan kloroform terkait dengan kepolarannya dan tingkat
bahayanya (kloroform bersifat karsinogen). Etanol 70% lebih bersifat polar
dibandingkan kloroform untuk mengekstak dan mengisolasi senyawa flavonoid yang
juga bersifat polar dengan sejumlah gugus hidroksil, baik yang terikat maupun
yang tidak terikat gula (Markham 1988). Selain itu, aktivitas antioksidan
tanaman obat dalam etanol 70% lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa pelarut
lainnya (Macari et al 2006).
Seharusnya maserasi dilakukan berulang kali hingga filtrat tidak berwarna hijau
lagi sehingga dapat dianggap semua senyawa berbobot molekul rendah telah
terekstraksi (Harborne 2006).
Setelah
maserasi dilakukan, ektrak etanol daun dandang gendis kemudian dipartisi
cair-cair dengan n-heksana untuk menghilangkan lipid seperti yang dinyatakan
sebelumnya bahwa daun dandang gendis mengandung β-sitosterol dan stigmasterol
yang termasuk steroid. Setelah partisi cair-cair ini dilakukan ektrak etanol kemudian dihidrolisis asam
selama 60 menit. Hidrolisis asam ini bertujuan memecah flavonoid ke dalam
bentuk aglikonnya dan memutus gula dari aglikon flavonoid. Aglikon umumnya
memiliki daya antioksidan dan penangkap radikal lebih tingi daripada glikosida
flavonoid karena pada glikosida flavonoid gugus hidroksil fenolik yang
merupakan gugus aktif antioksidan ataupun penangkap radikal telah mengikat
gugus gula (Cholisoh&Utami 2008). Flavonoid umumnya terdapat dalam
tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang mungkin saja terdapat dalam satu
tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida (Harborne 2006). Hasil
hidrolisis kemudian dipartisi dengan etil asetat untuk memisahkan aglikon
flavonoid dari gulanya sehingga aglikon flavonoid akan berada dalam fraksi etil
asetat, sedangkan gulanya akan berada dalam fraksi air (Markham 1988).
Permasalahan:
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang
umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang
berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang
umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon.
Yang menjadi pertanyaan saya apakah ada perbedaan signifikan dalam proses isolasi dan pemilihan pelarut dari ketiga kelompok Flavonoid ini? Jelaskan jawaban anda.
Yang menjadi pertanyaan saya apakah ada perbedaan signifikan dalam proses isolasi dan pemilihan pelarut dari ketiga kelompok Flavonoid ini? Jelaskan jawaban anda.
Flavonoid
yang terkandung dalam tumbuhan dapat diekstraksi dengan berbagai macam
pelarut. Pemilihan pelarut biasanya didasarkan atas kepolaran pelarut
yang disesuaikan dengan flavonoid. Flavonoid bersifat polar sehinggan
mudah larut dalam pelarut polar seperti: air, etanol, aseton, butanol,
dll. Flavanoid adalah senyawa yang dapat menguap dengan mudah jika
berada dalam kondisi murni. - See more at:
http://www.kamuslife.com/2012/05/senyawa-flavanoid-pengertian-dan.html#sthash.mguIm0tg.dpuf Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang
umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Lebih dari 2000 flavonoid yang
berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang
umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon.
Flavonoid
yang terkandung dalam tumbuhan dapat diekstraksi dengan berbagai macam
pelarut. Pemilihan pelarut biasanya didasarkan atas kepolaran pelarut
yang disesuaikan dengan flavonoid. Flavonoid bersifat polar sehinggan
mudah larut dalam pelarut polar seperti: air, etanol, aseton, butanol,
dll. Flavanoid adalah senyawa yang dapat menguap dengan mudah jika
berada dalam kondisi murni. - See more at:
http://www.kamuslife.com/2012/05/senyawa-flavanoid-pengertian-dan.html#sthash.mguIm0tg.dpuf
Antosianin adalah senyawa flavonoid dan merupakan glikosida dari antosianidin yang terdiri dari 2-phenyl benzopyrilium (Flavium) tersubstitusi, memiliki sejumlah gugus hidroksil bebas dan gugus hidroksil termetilasi yang berada pada posisi atom karbon yang berbeda. Seluruh senyawa antosianin merupakan senyawa turunan dari kation flavilium, dua puluh jenis senyawa telah ditemukan. Tetapi hanya enam yang memegang peranan penting dalam bahan pangan yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin, dan malvidin
BalasHapusSecara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil, metilasi dan glikosilasi (Harborne, 1996). Antosianin adalah senyawa yang bersifat amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun dalam basa.
Antosianin adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru .
Flavonol dan flavon merupakan jenis flavonoid yang paling banyak ditemukan di sayur ‐
Sayuran.
Di tanaman,
Kedua kelompok senyawa ini biasanya berada dalam bentuk O ‐ glikosida. Perbedaan
Yang paling utama antara flavonol dan flavon yaitu flavonol memiliki gugus hidroksi pada C3 dan flavon
Tidak.
demikian,trims
tentu saja ada perbedaannya, pada antosianin harus diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut yang mengandung asam asetat atau asam hidroklorida (misalnya metanol yang mengandung HCl pekat 1%) dan larutannya harus disimpan di tempat gelap serta sebaiknya didinginkan. Antosianin secara umum mempunyai stabilitas yang rendah. Pada pemanasan yang tinggi, kestabilan dan ketahanan zat warna antosianin akan berubah dan mengakibatkan kerusakan.
BalasHapussedangan flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan diasil metan atau tergantung pada kondisi reaksi, asam benzoate yang diturunkan dari cincin A. flavon stabil terhadap asam kuat dan eternya mudah didealkilasi dengan penambahan HI atau HBr, atau dengan aluminium klorida dalam pelarut inert. Namun demikian, selama demetilasi tata ulang sering teramati; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8-dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6 dihidroksiflavon . Dalam keadaan khusus pembukaan lanjut dapat terjadi.
dan menurut saya antara flavonol dan flavon tidak jauh berbeda karena diantara keduanya merupakan aglikon yang kurang polar dan cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform