Di
daun teh yang segar terdapat senyawa-senyawa seperti sellulosa, tannin,
katekin, enzim polipenol oksidase, kafein, flavonoid pigmen dan sedikit
klorofil. Tetapi setelah mengalami fermentasi senyawa-senyawa tersebut dapat
berubah struktur dan komposisinya. Pada proses fermentasi katekin bereaksi
dengan enzim polifenol oksidase menjadi Theaflavin dan Thearubigin yang
merupakan mayor pigmen pada the hitam (Sang, 2004). Pada proses fermentasi,
protein teregradasi dan klorofil diubah menjadi pheophytin ( PK Mahanta & M
Hazarika, 1985). Pada teh fermentasi kandungan kafein meningkat ( PK Mahanta,
1988). Teh Hitam mngandung lebih banyak kafein yaitu 42-72 mg/8ons daripada
pada teh hijau yaitu 9-50 mg/8ons ( Astill,2001 ; McCusker, 2003). Kandungan
kafein pada the hitam lebih tinggi daripada teh oolong, teh hijau, dan teh
segar, namun kandungan Epigllokatekin 3-gallat pada teh hitam terendah daripada
the yang lain (Lin, 2003). Karena kafein terdapat dalam teh hitam, dengan
komposisi yang banyak, maka akan dilakukan isolasi kafein pada praktikum ini.
Untuk
mengisolasi kofein dari teh hitam , mula – mula 25 mg serbuk teh hitam
ditempatkan dalam soxhlet extractor kemudian dilakukan ekstraksi dengan
menggunakan pelarut etanol selama tiga jam . Prinsip dari ektraksi adalah
menarik suatu senyawa tertentu kedalam pelarut yang sesuai . Alasan digunakan
etanol sebagai pelarut karena etanol sebagai pelarut universal, sehingga dapat
melarutkan kafein. Hal itu dikarenakan kafein larut dalam etanol dengan
perbandingan 1:130 (Clarke, 1986). Selain itu, etanol dapat mengawaaktifkan
enzim yang dapat menguraikan asam nukleat, sehingga keberadaan kafein tetap
terjaga dalam ekstrak tersebut ( Robinson, 1991 ). Pada dasarnya senyawa induk
purina tidak terdapat secara bebas di alam tetapi terikat dalam bentuk asam
nukleat . Walaupun ada beberapa diantaranya yang terdapat bebas di alam , tapi
hal ini diduga karena proses peruraian dari asam nukeat ataupun karena senyawa
murni dari alam . (Robinson, 1991 ) Kofein merupakan purina xanthin sehingga
ada kemungkinan kofein terdapat dalam bentuk asam nukleat ataupun dalam bentuk
basa bebas ( akibat dari proses hidrolisis asam nukleat ). Oleh karena itu
digunakan pelarut etanol yang tidakmerusak asam nukleat sehingga nantinya
kofein yang dapat diisolasi lebih banyak . Digunaknan cara soxhletasi untuk
melakukan ekstraksi karena soxhletasi mempunyai kelebihan diantaranya : waktu
untuk mengekstraksi lebih cepat , ekstraksinya lebih sempurna karena digunakan
penyariannya secara kontinyu, Dibutuhkan pelarut yang sedikit, senyawa yang
disari lebih banyak. Prinsip dari soxhletasi adalah perendaman bahan yang
ekstraksinya melalui pengaliran ulang larutan perkolat secara kontinyu sehingga
bahan yang diekstraksi tetap terendam cairan, Akhirnya dengan alat tersebut
juga dapat dilakukan ekstraksi melalui aliran bahan pelarut melintasi bahan
yang akan diekstraksi secara kontinyu ( Voigt, 1995). Kelemahan dari soxhletasi
adalah tidak cocok untuk bahan yang labil terhadap panas . Kofein mempunyai
titik lebur Antara 235-237,5 ˚ C , sehingga kofein dapat dikatakan relatif
stabil terhadap panas (Farmakope Indonesia Edisi III , 1995 ). Oleh Karena
alasan tersebut digunakan cara soxhletasi untuk mengekstraksinya .
Ekstrak
yang diperoleh kemudian diletakkan dalam cawan porselein yang telah berisi 12,5
magnesium oksida dalam 75 ml air , kemudian diuapkan hingga kering dengan
penangas air . Penambahan magnesium oksida dilakukan dengan tujuan untuk
menjerap kofein dalam ekstrak dan untuk menghilangkan senyawa tanin . (
Robinson, 1991 ) Hal tersebut karena tanin cenderung membentuk kompleks dengan
kofein sehingga akan mempersulit tahap isolasi kofein. Dengan penambahan
Magnesium oksida, tannin akan berikatan dengan Mg dan berubah menjadi bentuk
garam, sehingga kafein terlepas dalam keadaan basa bebas. Penguapan dilakukan
dengan tujuan untuk menghilangkan sisa air dan etanol karena kofein agak sukar
larut dalam etanol .
Tahapan
selanjutnya mendidihkan residu dengan menggunakan air mendidih sebanyak tiga
kali ( 125ml ; 62,5ml ; 62,5ml ) kemudian disaring selagi panas dengan
menggunakan corong buchner . Tujuan mendidihkan dengan menggunakan air adalah
untuk mendesorpsi kofein yang muda ( Bentuk nukleosida ) karena bentuk
nukleosida mempunyai kelarutan yang baik dalam air ( Raphael ikan ) .
Selain itu kelarutan kafein dalam air mendidih cukup besar yaitu dengan
perbandingan 1:1 ( Clarke,1986 )
Bentuk
suspensi akibat pemberian magnesium oksida disaring selagi panas dengan
menggunakan corong buchner sehingga didapat larutan . Selanjutnya kedalam
larutan tersebut ditambahkan 12 ml asam sulfat 10 %, lalu diuapkan hingga 1/3
volume awalnya . Tujuan dari penambahan asam sulfat ini adalah untuk
mengendapkan sisa magnesium oksida dan untuk mendenaturasi asam nukleat
sehingga dapat mencegah pembentukan ikatan kembali antara kofein dengan asam
nukleat. (Robinson, 1991). Larutan tersebut kemudian disaring untuk
menghilangkan endapan yang terbentuk akibat penambahan asam sulfat .
Langkah
berikutnya adalah mengekstraksi dengan menggunakan 7,5 ml kloroform sebanyak
tiga kali dalam corong pisah . Digunakannya kloroform karena kofein mudah larut
dalam kloroform ( Farmakope Indonesia Edisi III , 1995 ). Kelarutan kafein
dalam klorofom yaitu dengan perbandingan 1:7 ( Clarke,1986 ). Kloroform
bersifat non polar, jadi kafein cenderung terlarut dalam kloroform, sedangkan
senyawa xantin lain seperti teofilin dan teobromin terlarut dalam fase
air, karena senyawa-senyawa tersebut cenderung bersifat lebih polar daripada
kafein. Jadi perlakuan ini bertujuan untuk memisahkan kafein dari derivat xanthin
lain.
Kemudian
ditambahkan sedikit NaOH 1 % ke dalam ekstrak tersebut yang diikuti
penggojongan secara perlahan . Penambahan NaOH berfungsi untuk menghilangkan
warna kuning pucat dari ekstrak tersebut dan memberikan suasana basa sehingga
kofein mudah larut dalam kloroform . Warna kuning tersebut disebabkan karena
pigmen theaflavin dan thearubigin pada teh hitam. Penggojogan dilakukan secara
perlahan karena penggojogan yang terlalu kuat akan menyebabkan terjadinya
emulsi pada ekstrak . Adanya emulsi akan menyebabkan proses pemisahan yang
kurang sempurna. Emulsi juga disebabkan oleh adanya sisa senyawa polifenol yang
belum hilang, dengan penambahan NAOH, senyawa fenol menjadi fenolik anion dan
membentuk garam, sehingga terjadi surfaktan anionik. Surfaktan tersebut yang
menyebabkan emulsi. Hasil dari pemisahan tersebut akan terbentuk dua fase yaitu
fase air ( lapisan atas ) dan fase kloroform ( lapisan bawah ). Kofein terdapat
dalam fase kloroform .
Kemudian
kloroform diuapkan sehingga akan terbentuk serbuk putih berbentuk jarum
mengkilat dan menggumpal. Purifikasi senyawa kafein cukup dengan kristalisasi.
Kafein dapat menyublim pada suhu 180°C ( Clarke,1986) Untuk mendapatkan kristal
kofein yang mentah cukup dengan mengkristalkan kembali serbuk tersebut dengan
sedikit air panas . Kristal yang terbentuk dalam percobaan kali ini adalah
kristal putih agak kekuningan, seharusnya didapatkan kristal putih mengkilap.
Hal ini disebabkan terbentuknya emulsi pada penambahn NaOH, Sehingga NaOH tidak
optimal dalam menghilangkan warna kuning pcat pada ekstrak kloroform tersebut.
Total kristal kofein yang berhasil diisolasi adalah 156,8 m
Permasalahan:
Dalam isolasi kafein dikatakan
bahwa kita perlu menambahkan asam sulfat dengan tujuan mendenaturasi asam nukleat sehingga dapat mencegah
pembentukan ikatan kembali antara kofein dengan asam nukleat. Mengapa hal ini
perlu dilakukan karena setahu saya, asam nukleat itu sendiri dapat
terdenaturasi dalam suhu tinggi. Bukankah pada isolasi ini berkali-kali kita
telah menambahkan air panas dengan suhu tinggi? Mengapa kita masih menggunakan
asam sulfat untuk mendenaturasi asam nukleat?
Jadi secara singkatnya tujuan penambahan air mendidih untuk melepaskan ikatan antara kafein dan asam nukleat, sedangkan tujuan asam sulfat untuk mencegah terjadinya pembentukan ikatan antara kafein dan asam nukleat.
BalasHapusbaiklah saya mencoba menjawab pertanyaan dari katarina, guna air mendidih disini untuk dapat mempercepat reaksi terputusnya ikatan kafein denagan asam nukleat,seperti jawaban saudari friska guna asam sulfat disini untuk mencegah terjadinya pembentukan ikatan kembali antara kafein dan asam nukleat.
BalasHapus